MALAIKAT HADIR DALAM MAJELIS ILMU
#DAY21
Pengajian-pengajian rutin yang dilakukan di masjid, punya tempat khusus bagi jamaah yang memang haus akan ilmu. Dalam berbagai kesempatan, mereka mencoba untuk menghadirinya. Tokoh dan para dai yang kita kenal, biasanya sangat lekat di telinga. Sebut saja Aa Gym (majelis Daarut Tauhid), Alm Ust Arifin Ilham (majelis Adz-Dzikra) dan masih banyak lainnya. Belakangan muncul majelis ta'lim musyawarah, yang kebanyakan adalah selebriti yang sudah berhjrah dan kebanyak dari pasangan muda. Hijrahnya para artis tersebut, tentu dapat menjadi contoh yang baik buat ummat islam di tanah air.
“Saya kengen, ingin segera ngaji di masjid,” ujar salah seorang jamaah, ditengah karantina covid-19 saat ini. Sebagain besar kita, tentu juga punya perasaan yang sama.
Bagi mereka yang sudah mendapat hidayah dan haus akan ilmu, pasti menanti-nanti pertemuan indah, untuk mengaji berjamaah di masjid. Mengapa penting? Sebab manusia adalah tempatnya lupa. Manusia harus selalu diingatkan. Padahal kajian yang ada di masjid-masjid itu pun, adalah materi pengulangan, yang sudah kita dengarkan dari kecil. Namun demikian, jika tidak diingatkan, manusia cenderung untuk keluar rel kehidupan, yang sudah di atur dalam Al-Qur’an dan sunnah.
Banyak keutamaan yang bisa didapatkan ketika hadir dalam majelis ilmu. Para malaikat pun ikut turun bersama orang-orang salih yang senantisa rindu akan sebuah kebenaran. Subhanallah. Itu lah mengapa, saat menghadiri majelis ilmu, hati akan terasa sangat lapang dan ada kesejukan yang menjalar saat ada dalam majelis ilmu tersebut.
Dalam sebuah hadits yang cukup panjang dikisahkan tenang dialog antara malaikat dengan Allah, saat berkomunikasi mengenai orang-orang yang rajin menghadri majelis ilmu Allah Swt. Berikut kisah yang tertuang di dalamnya.
Sahabat Abu Huraira berkata, bahwa Nabi bercerita. Sugguh, Allah itu memiliki para malaikat yang mengitari jalan-jalan.
Mereka mencari para ahli zikir. Apabila mereka menemukan satu kaum yang berzikir dan mengingat Allah, mereka memanggil, “Kemarilah supaya keperluan kalian terpenuhi.”
Mereka lalu mengelilingi kaum itu dengan sayap-sayapnya hingga langit dunia. Lalu, Allah bertanya kepada malaikat, (padahal Allah lebih tahu apa yang dilakukan).
“Apakah yang dilakukan hamba-hambaKu?”
Para malaikat menjawab, “Mereka mensucikan-Mu, mengangungkan-Mu, memuji-Mu, meninggikan-Mu.”
Allah bertanya, “Apakah mereka melihat Aku?”
Para malaikat lalu menjawab, “Tidak. Demi Allah, mereka tidak melihat-Mu.”
Allah bertanya, “Bagaimana seandainya mereka melihatKu?”
Para malaikat lalu menjawab, “Jika mereka melihatmu, pasti mereka akan lebih semangat beribadah, lebih semangat dalam meninggikan dan memuji-Mu, dan akan lebih banyak lagi mensucikan-Mu”
Allah bertanya, “Apa yang mereka minta dari-Ku?”
Para malaikat lalu menjawab, “Mereka meminta surga.”
Allah bertanya, “Apa mereka pernah melihat surga?”
Para malaikat lalu menjawab, “Tidak, Demi Allah wahai Tuhanku, mereka tidak pernah melihat surga.”
Allah bertanya, “Bagaimana seandainya mereka bisa melihat surga?”
Para malaikat lalu menjawab, “Seandainya mereka bisa melihat surga, pasti mereka akan giat lagi, akan lebih semangat lagi meminta, dan akan lebih tertarik lagi.”
Allah bertanya, “Lantas mereka meminta perlindungan dari apa?”
Para malaikat lalu menjawab, “Mereka meminta perlindungan dari api neraka.”
Allah bertanya, “Apakan mereka pernah melihat neraka?”
Para malaikat lalu menjawab, “Tidak, Demi Allah wahai Tuhanku, mereka tidak pernah melihat neraka.”
Allah bertanya, “Bagaimana seandainya mereka bisa melihat neraka?”
Para malaikat lalu menjawab, “Seandainya mereka bisa melihat neraka, pasti mereka akan lebih lari lagi dari api neraka dan lebih takut lagi terhadap neraka.”
Allah bertanya, “Saksikanlah wahai kalian semua. Aku telah mengampuni dosa-dosa mereka?”
Salah satu malaikat angkat bicara, “Diantara mereka ada seseorang yang bukan golongan dari mereka. Dia itu datang hanya karena ada keperluan saja.”
Allah berkata, “Orang-orang yang duduk bersama mereka, tidak akan celaka.”
(HR Bukhari)
Dalam hadits ini kita bisa mengambil perlajan akan pentingnya menghadiri majelis ilmu. Sebab malaikan hadir, kemudian mencatat dan melaporkannya kepada Allah. Dalam majelis ilmu tidak hanya belajar. Namun para hadirinnya juga dapat menjaga silaturahmi satu sama lain, saling menasehati dan melihat langsung prilaku ulama. Menghadiri secara tatap muka, tentu akan berbeda nilainya jika hanya belajar dari alat elektronik televisi dan radio. Namun, dimusim pandemi ini, pertemuan secara online punya nilai yang sama, bahkan lebih besar pahalanya, jika diniatkan untuk mencegah penularan terhadap sesama.
#hikmahramadhan
#Ramadhan1441H
#arikuntoblog
#arikuntoberbagi
#berbagikebaikan
- - -
Salurkan zakat, infak, sodaqoh, dan waqaf anda melalui Yayasan Sahabat Madani Mandiri
Bank BNI Syariah
845 122 086
a.n Sahabat Madani Mandiri
Info dan konfirmasi ke 0811 8495 598
Refensi : 60 Hadits Qudsi untuk Anak, Al-Kautsar, Muhammad Yasir LC
Refensi : 60 Hadits Qudsi untuk Anak, Al-Kautsar, Muhammad Yasir LC
0 Response to "MALAIKAT HADIR DALAM MAJELIS ILMU"
Post a Comment