BERPIKIR DI LUAR KEBIASAAN

DAY 14

Masih cerita mengenang mendiang Alm Didi Kempot. Seniman yang mengambil nama akhir, dari singkatan ‘kelompok pengamen pinggir trotar’ itu adalah seniman yang berbeda dari seniman pada umumnya. Melalui karya beliau, genre lagu campur sari jadi lebih banyak dikenal. Penikmatnya berasal dari diseluruh penjuru tanah air, walaupun lagu-lagunya menggunakan bahasa jawa. 

Hmm…, seni itu jujur! Seni yang jujur bisa membawa penikmatnya, untuk mencari tahu lebih banyak, tentang sesuatu yang dapat dinikmatinya tersebut. 

Dalam berkarya, sudah selayaknya seseorang memiliki pemikiran out of the box! Berbeda pikiran bukan sebuah ancaman. Perbedaan justru akan membuat keragaman, hingga membuat kehidupan ini semakin kaya!

Di bulan Ramadhan memasuki masa pandemi ini, membuat banyak orang berpikir. Ditengah ketidak pastian akan langkah kedepan, memaksa banyak orang untuk dapat keluar dari permasalahan. Berpikir untuk lebih terbuka dari biasanya.

“A mind is like a parachute. It doesn’t work if it is not open!” - Frank Zappa.

Kabarnya pandemi akan banyak merubah tatanan kehidupan manusia kedepan. Banyak hikmah yang bisa kita ambil dari kejadian ini. Jika sehari-hari manusia disibukkan dengan banyaknya aktifitas, bekerja, berdagang dan belajar. Hingga membuat suasana pagi yang sangat sibuk dengan kemacetan dan kesemrawutan di jalan. Maka Allah punya cara untuk mengingatkan, bahwa sebagian besar kegiatan itu bisa ditarik dari dalam rumah. Efeknya sangat jelas. Lingkungan kita menjadi lebih bersih dari sebelumnya. 

Dari sebuah artikel yang saya baca, Didapatkan sebuah kesimpulan, bahwa polusi diberbagai kota di dunia jauh menurun. Bumi seolah bisa kembali bernafas. Bahkan lapisan ozon yang terbuka akibat polusi udara yang berlebihan, dikabarkan kembali tertutup. Kejadian tersebut membuat kita sadar, bahwa Allah punya cara untuk menyelamatkan kehidupan manusia di dunia. Jadi kita harus punya pemikiran diluar dari biasanya!

Berpikir diluar kebiasaan juga dapat menciptakan sesuatu yang baru. Syaratnya dibutuhkan sebuah sikap yang konsisten, atau istiqomah dalam realisasinya. Istiqomah sendiri berarti pekerjaan yang dilakukan secara kontinyu, dengan tujuan hanya untuk mencari keridhoan Allah semata.  

Walau masih di karantina di rumah, harusnya tidak membuat kita mati gaya. Tumpul dalam berpikir dan miskin dalam bertindak. Justru saat-saat seperti ini, saat untuk menunjukan bahwa manusia mampu mengatasi segala permasalah atau tantangan yang Allah berikan. 
Dalil agar kita tetap bepikir dan bertindak walaupun dalam keadaan di karantina, tertuang dalam QS. Al-Jumu’ah, ayat 10 :

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.

“Pemimpin yang besar, akan lahir dari sebuah krisis!” jelas seorang politisi. Saya sangat setuju dengan pendapat tersebut. Maknanya tentu sangat luas. Pemimpin negara, tentu harus dapat memberi jalan keluar di wilayah kekuasaannya. Namun sebagai bagian terkecil dari komunitas kehidupan, seorang ayah juga pemimpin. Ia juga harus membawa keluarganya agar dapat bertahan dan keluar dari krisis ini. Dalam sebuah hadits juga disebutkan pahala bagi orang yang menunjukan jalan kebiakan.

Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893).

Ternyata pekerjaan, perdagangan dan pendidikan yang selama ini banyak dilakukan di luar, dapat di tarik dan dikendalikan kembali dari rumah. Dengan kejadian pandemi ini, para ayah dan orang tua juga dituntut untuk terus dapat belajar. Rumah harus menjadi pondasi yang kokoh dalam kehidupan. Ayah dan orang tua, dituntut untuk menjadi guru yang baik bagi anak-anaknya. Kesenjangan yang seriang terjadi di keluarga selama ini, bisa sedikit terobati pada masa karantina pandemi ini. Jadi mari berpikir kreatif dan inovatif.

Dalam Islam kita juga diminta untuk dapat bekerja dan dan berkarya dengan kreatif dan inovatif. Ada kisah menarik dari sebuah Hadits tentang tindakan kreatif  dan inovatif yang dilakukan sahabat hingga mendapatkan pujian dari Rasulullah Saw.

Diriwayatkan pada suat hari sahabat Rifa’ah bin Rafi’  r.hu, sahalat dibelakang Rasulullah Saw. 

Saat I’tidal Nabi Saw mengucapkan, “Sami’allahu liman hamidah.” 

Salah seorang makmum ada yang menyusul ucapan Nabi Saw itu dengan berdoa, “Robana lakal hamdu, hamdan katsira tayyiban mubarakah fih.”

Setelah shalat Nabi Saw bertanya, “Siapa yang berdoa?”

Orang yang bersangkutan tadi menjawab, “Saya wahai Rasulullah.”

Nabi Saw bersabda, “Saya melihat lebih dari 30 malaikat berpacu  hendak mencatat doa itu lebih dulu.”

(HR Bukhari Muslim)

#hikmahramadhan
#Ramadhan1441H
#arikuntoblog
#arikuntoberbagi
#berbagikebaikan

- - -

Salurkan zakat, infak, sodaqoh, dan waqaf anda melalui Yayasan Sahabat Madani Mandiri

Bank BNI Syariah
845 122 086
a.n Sahabat Madani Mandiri
Info dan konfirmasi ke 0811 8495 598


0 Response to "BERPIKIR DI LUAR KEBIASAAN"

Post a Comment